Untuk menjadi sehat dan sembuh dari penyakit, terkadang masyarakat
memilih pengobatan alternatif. Satu di antaranya adalah berkonsultasi
kepada tabib tradisional Cina atau sinshe. Meski harus berhati-hati,
menurut Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Sampurno,
ramuan-ramuan yang diberikan sinshe aman dikonsumsi.
Franky, seorang sinshe yang berpraktik di Bogor, Jawa Barat, mengaku, ia
memperoleh ilmu secara turun-temurun. Sejak kecil, orangtuanya mendidik
mempelajari khasiat tumbuh-tumbuhan dan beberapa jenis hewan yang dapat
dijadikan bahan baku obat-obatan. Selain itu, ia juga diajari menguasai
teknik akupuntur --sejenis ilmu yang berkhasiat menyembuhkan berbagai
penyakit dengan menekan titik-titik tertentu pada telapak tangan dan
kaki. Titik-titik ini akan memunculkan warna-warna khusus bila organ
tubuh yang berhubungan terkena penyakit. Kemudian, berdasarkan hasil
diagnosa, Franky akan memberikan resep bertuliskan aksara Cina. Resep
inilah yang dijadikan acuan bagi peramu obat untuk mencampur bahan
obat-obatan. Menurut Franky, sebagian besar tumbuhan berasal dari Pulau
Kalimantan.
Diperkirakan, para sinshe telah hadir di Indonesia sejak ratusan tahun
silam atau sejak imigran Tionghoa dari Daratan Cina datang ke Tanah Air.
Ilmu pengobatan Cina itu sendiri diyakini telah berusia ribuan tahun.
Konon, tingkat kemanjurannya melebihi ilmu pengobatan modern. Biasanya,
para sinshe dapat ditemui di berbagai kota di Indonesia, khususnya di
daerah-daerah Pecinan, lengkap dengan toko-toko obat tradisional buatan
Cina.
Bagi para ahli medis modern, diagnosa yang dilakukan para sinshe
dianggap tak ilmiah. Pasalnya, menurut ilmu kedokteran Barat, hasil
diagnosa ditetapkan sesudah pasien menjalankan berbagai tes, seperti tes
darah atau foto rontgen. Selain itu, ramuan yang diberikan
sinshe pun dinilai tak higienis sehingga dapat membahayakan organ tubuh.
Memang, prinsip kehati-hatian dan tak sembarangan meminum obat harus
diterapkan bukan saja pada ramuan tradisional. Tapi juga pada dokter dan
apoteker, yang terbilang modern.
Sumber: http://news.liputan6.com
Blogger Comment
Facebook Comment